27 April 2014

Sarjana Pendidikan Banting Setir ke Dunia Pertambangan

By Yogi Rahmantyo  |  4/27/2014 05:29:00 PM No comments

Siapa yang tak kenal Pulau Kalimantan? Salah satu dari gugusan pulau di Indonesia yang memiliki wilayah sangat luas. Pulau ini dikenal juga dengan sebutan Borneo. Luasnya ± 748.168.1 kilometer persegi. Dengan luas tersebut sebagian besarnya masih berupa hutan yang masih alami. Bisa dibilang pulau Kalimantan ini Amazonnya Indonesia, karena masih banyak daerah-daerah yang belum terjamah manusia. Jadi wajar saja hingga saat ini banyak ilmuwan menemukan spesies flora dan fauna baru di Kalimantan, mulai dari yang biasa-biasa saja sampai yang unik atau aneh. Belum lama ini ditemukan  spesies katak satu-satunya di dunia yang tidak berparu-paru dan bernapas seluruhnya melalui kulit. Ada lagi jenis siput Ibycus Rachelae. Siput ini adalah yang paling unik dari seluruh penemuan terbaru. Selain warnanya yang hijau kekuning-kuningan, siput ini juga memiliki ekor yang panjang. Wow, it’s so amazing..

 Ibycus Rachelae

Kalimantan juga tidak lepas dari sejarah pergerakan kerajaan-kerajaan besar yang pernah ada di negeri ini. Saat Majapahit masih berjaya di Nusantara, seperti tercantum dalam Kakawin Nagarakertagama, Kalimantan termasuk dalam salah satu wilayah kekuasan Majapahit dengan sebutan Tanjung Nagara. Ibukota untuk daerah Tanjung Nagara adalah Tanjungpura. Begitu pula halnya saat kerajaan Singosari berkuasa, Tanjungpura ini menjadi ibukota provinsi untuk keseluruhan pulau Kalimantan dengan nama Bakulapura. Nama Bakula berasal dari bahasa sansekerta yang berarti bunga tanjung. 

Dalam imajinasi saya, Kalimantan a.ka. Borneo ini masih ndeso banget, primitif dan kaya di film-film besutan Hollywood yang mengambil setting tentang hutan Amazon, atau seperti liputan National Geographic maupun Discovery Channel. Serta tidak pernah sekalipun terlintas dalam pikiranku bahwa aku akan menginjakkan kaki di pulau tersebut. Namun ternyata Tuhan berkehendak lain. Selama ini yang tersirat dalam anganku ketika kuliah adalah lulus, bekerja di Jogja (tapi kalau disuruh milih sich lebih pilih entrepreneur aja, tapi modalnya masih cekak #mewek) , bikin  rumah dan membangun keluarga bahagiaku bersama seorang gadis dengan akun twitter @pusparenii di Jogja pula. Kenapa Jogja? Next time akan saya jelaskan di postingan yang lain.. Hehee..

Back to the topic.. Kalau dirunut ke belakang kenapa saya bisa “terdampar” di Borneo adalah karena dapet sawah di sini. Macul maksudnya? Eiits..bukan macul.. Sawah di sini cuma istilah orang Jawa untuk menyebut sebuah lahan pekerjaan. Sebenarnya kalau mau dibilang macul boleh juga sich, tapi ini maculnya pake Excavator dan yang digali itu batu bara. Hehee.. Jadi ceritanya saya bekerja di salah satu perusahaan tambang batu bara di daerah Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Kalau anda yang kenal saya pasti memberondong saya dengan seabreg pertanyaan yang selama ini sering saya terima,  “Bukannya ente Sarjana Pendidikan? Gimana ceritanya kok bisa di tambang? Jadi guru di tambangkah?”. Bukan seperti itu kawan, Allah memberi rizki saya untuk jadi karyawan swasta di salah satu perusahaan kontraktor tambang batu bara. Memang pada awalnya agak pesimis ketika masih keluyuran cari pekerjaan dengan bermodalkan ijazah S1, apalagi ketika melihat realita banyaknya stock sarjana yang menjadi saingan dalam memperebutkan pekerjaan di Indonesia dewasa ini.

Berawal dari salah satu posting di KasKus – The LargestIndonesian Community, tentang lowongan pekerjaan di perusahaan ini melalui program FGDP (Fresh Graduate Development Program), yaitu sebuah program percepatan untuk mendevelop karyawan baru di level Staff yang memiliki kewajiban dan kewenangan manajerial, pengambilan keputusan, serta mengkondisikan karyawan di bawahnya untuk mencapai tujuan perusahaan. Tebak-tebak berhadiahpun dimulai dari mengirim CV & surat lamaran, psikotes & interview HRD, interview user, interview direksi dan yang terakhir adalah tes kesehatan (Medical Check Up). Proses seleksi ini berlangsung kurang lebih 2 bulan, bertempat di kantor pusatnya yang berada di Kota Harapan Indah, Bekasi Barat. Sedangkan domisili (baca : nge-kost) pasca kuliah waktu itu masih di Jogja, alhasil setiap akan tes saya menjadi seorang Roker (rombongan kereta, sebutan untuk mereka yang suka menggunakan moda transportasi kereta api). Bila jadwal tes esok hari, maka sore ini saya berangkat ke Bekasi dengan kereta api. Sore setelah tespun langsung pulang ke Jogja dengan kereta api. Sungguh proses yang cukup melelahkan, namun terobati ketika sudah menginjakkan kaki di kota Jogja. Dan Alhamdulillah, seluruh tahapan tes berakhir dengan lancar sehingga masuklah saya ke dunia tambang.

 Suasana di Jobsite Office

Sempat muncul keragu-raguan dalam hati ketika mendapat pengumuman bahwa saya lolos dan akan segera “dipaketkan” ke Kalimantan. Namun keraguan ini berhasil saya tepis setelah berdiskusi cukup panjang dengan orang tua, kekasih dan juga beberapa teman, akhirnya saya ambil juga tantangan itu. Training di kantor pusat dari tanggal 8-18 April 2013, terbang ke Kalimantan tanggal 19 April 2013 dan masuk kerja perdana di tanggal 20 April 2013. Dan sekarang tak terasa satu tahun sudah saya berkarya di perusahaan ini. Semoga Allah memberkahi dan merahmati pekerjaan yang sedang saya jalani saat ini, hingga akhirnya impian-impian saya dan dia bisa terwujud. Aamiin..


Sejauh ini dalam hal pekerjaan saya cenderung menikmatinya, meskipun sebetulnya banyak sekali hal-hal baru yang belum pernah ditemui dan harus dipelajari. Hal tersebut terutama dalam hal Peraturan Perundang-undangan terkait ketenagakerjaan, hak dan kewajiban pekerja, Jamsostek, perhitungan upah, dan seabreg jobdesc yang lain. Di awal sempat pesimis dan ragu dengan kemampuan diri sendiri, apakah saya bisa belajar dan menangani pekerjaan yang menjadi tanggung jawab saya. Tapi saya yakin pada suatu pemikiran bahwa manusia diciptakan dengan dikaruniai anugerah daya nalar, dan dengan karunia tersebut maka tidak ada ilmu yang tidak bisa dipelajari. Meskipun memerlukan cukup waktu (baca : lambat banget) bagi saya hingga akhirnya bisa memahami dan melaksanakan tugas serta tanggung jawab di perusahaan ini hingga sampai saat ini. Yah, meski tak sesuai dengan jurusan yang ditempuh selama kuliah namun semua ini saya rasa patut untuk disyukuri karena tidak semua orang bisa diberi kesempatan seperti ini. Dan lagi menurut saya kuliah bukan untuk mencari pekerjaan yang sesuai, namun kuliah adalah proses melatih intuisi, nalar, pola pikir individu untuk siap menghadapi tantangan di dunia kerjanya nanti. Buat apa jika pekerjaan dan disiplin ilmunya linear tapi sama sekali tak berkompeten seperti yang kita temui di Indonesia dewasa ini?


Tulisan yang dibuat sejak awal merantau di Borneo, namun baru “sempat” terpublikasikan hampir satu tahun sesudahnya. #tepokjidat

Author: Yogi Rahmantyo

Hello.. Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel kami. Semoga bermanfaat untuk Anda. Salam sukses!!

0 comments:

Gratis!!

Daftarkan email Anda dan dapatkan artikel menarik setiap harinya.

Recent Articles

© 2014 Blog Anak Desa. WP themonic converted by Bloggertheme9. Powered by Blogger.
TOP