15 Mei 2012

Ik hou van fietsen in Nederland (Aku ingin "Ngonthel" di Belanda)

By Yogi Rahmantyo  |  5/15/2012 09:17:00 AM 12 comments

Sepeda pada awalnya melewati beberapa proses penemuan dan penyempurnaan di tahun 1980-an hingga era 1900-an. Hingga akhirnya seperti diketahui kemudian, sepeda menjadi kendaraan yang mengasyikkan. Di Indonesia, perkembangan sepeda banyak dipengaruhi oleh pedagang Belanda yang memboyong sepeda onthel produksi negerinya untuk dipakai berkeliling menikmati segarnya alam Indonesia. Kebiasaan itu menular pada kaum pribumi, hingga akhirnya sepeda jadi alat transportasi yang bergengsi. Namun kini sepeda onthel mulai ditinggalkan di Indonesia.

Onthelis di Belanda
Berbeda dengan Belanda, dari pantauan detik.com di Amsterdam, para pengguna sepeda di Belanda lebih senang menggunakan sepeda yang modelnya seperti onthel. Jarang sekali terlihat sepeda yang model terkini semacam sepeda lipat, fixie, dan sebagainya seperti yang sering terlihat di kota besar di Indonesia. Membaca liputan itu, saya bergumam, “Wah, sama seperti saya nih..”. Sejak masih sekolah di SD saya selalu menggunakan sepeda mini untuk bersekolah, dan saat SMP barulah saya menggunakan sepeda Gazelle peninggalan kakek saya untuk menuntut ilmu hingga lulus SMA. Kecintaan saya terhadap sepeda ini membuat saya penasaran dan tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang negara produsen utama Gazelle, yaitu Belanda.

Bersama salah satu koleksi sepeda kesayangan
Lalu bagaimana perkembangan sepeda di negara kreatif produsen utama sepeda Gazelle, Simplex, dan Batavus ini?? Menurut keterangan dari salah satu situs lokal, 62% perjalanan di negeri ini dilakukan dengan bersepeda. Woow!!

Jalur khusus Sepeda
Negeri Belanda merupakan salah satu surga bagi pengguna sepeda. Di negeri kincir angin tersebut, para pesepeda diperlakukan khusus oleh pemerintah. Siapapun bisa bersepeda dengan aman dan nyaman, karena terdapat jalur khusus untuk sepeda, seperti halnya jalur bus way di Indonesia. Di setiap jalan terdapat dua jalur sepeda untuk masing-masing arah. Seperti gambar di atas, jalur merah merupakan jalur khusus untuk sepeda. Selain itu, seperti halnya kendaraan lain, pengendara sepeda juga harus mematuhi rambu lalu lintas yang ada.. Karena difasilitasi secara serius maka jangan heran bila di setiap sudut terlihat sepeda berseliweran di jalan-jalan kota di Belanda, seperti di Amsterdam, Roterdam, Den Haag atau di desa kecil Wageningen. 

Dalam hal parkir sepeda pun Belanda sangat kreatif, Di kota Groningen terdapat tempat parkir bawah tanah di kawasan stasiun kereta api. Di sana terdapat ruangan tempat parkir untuk sekitar 2000 sepeda. Parkiran juga banyak ditemui di bantaran pagar-pagar sungai Amstel.

Parkir sepeda di pinggir pagar sungai Amstel
Pada bulan Agustus tahun lalu, kota Alphen aan den Rijn membuka The Fietsappel, fasilitas parkir sepeda dengan kapasitas 970 sepeda. The Fietsappel terletak di sebelah stasiun kereta api yang mempromosikan budaya intermodality yang begitu umum di Belanda. Dirancang oleh arsitek Wytze Patijn & Kuiper Compagnons. Untuk lantai utama berbentuk spiral dengan konstruksi baja memiliki diameter 27,5 meter dan tinggi 15,5 meter. Jalan di mana sepeda diparkir, dilindungi dalam sebuah spiral dengan bentuk mengkerucut. Kota ini memiliki penduduk sekitar 72.000 orang, jadi ada tempat untuk sekitar satu dari 25 warga untuk memarkir sepeda di dekat stasiun kereta api.

The Fietsappel pada malam hari
The Fietsappel dilihat dari dalam
So, mata memandang kemanapun, yang akan kita temui adalah orang-orang seliweran dengan sepedanya atau ribuan sepeda sedang diparkir di satu lokasi. Sungguh kreatif negara ini, meski terus berinovasi namun tidak meninggalkan gaya hidup sehat dan hemat. Dua kata untuk Belanda, luar biasa!!

Author: Yogi Rahmantyo

Hello.. Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel kami. Semoga bermanfaat untuk Anda. Salam sukses!!

12 comments:

Yogi Rahmantyo mengatakan...

Tulisan ini diposting pada personal blog penulis yaitu http://www.blog-anakdesa.blogspot.com/

Tulisan ini adalah karya penulis sendiri, dalam rangka mengikuti kompetisi blog http://www.kompetiblog2012.wordpress.com/

yang diselenggarakan oleh http://www.nesoindonesia.or.id/

dHaNy mengatakan...

Mantaabb ulasannya mas,, Belanda memang memiliki pengaruh yang kuat terhadap budaya kita..
MOga menang mas..

Yuniar Puspareni mengatakan...

Waahhhh,.. jadi pengen ikut bonceng naik onthel di Belanda..

Susantnext mengatakan...

hahaha bersepeda emang enak apalagi pake sepeda onthel, uhu nyaman dah pa lagi kayak di belanda udah ada jalanya sendiri kayaknya tambah asik dah lewat kota wkwkk, jadi pengen..

Vita S. Mardika mengatakan...

mantabzz gan,..

hemat BBM!

syukron mengatakan...

Tulisan yang menarik... perlu juga di galakkan bersepede onthel ria guna mengurangi polusi

Anonim mengatakan...

saya jugaa mau beli sepeda ah habis ini. . .
mumpung saya lagi kaya raya .

Akbar mengatakan...

Kalau belanda bisa, kenapa Indonesia tidak? Ayo bersama membiasakan bersepeda, minimal setiap pagi / sore,, selain hemat BBm juga sehat bg tubuh... Salam Gowes!!

mazgrx mengatakan...

sebenarnya indonesia(baca:Jogja) sudah mulai merintis kearah sana og oom.
need fact?
1. setiap persimpangan jalan dengan lampu merah sudah disediakan tempat tunggu khusus sepeda yang ditandai dengan warna HIJAU. (kerjasama dengan sebuah provider sepeda)
2. memasang papan penunjuk jalan ALTERNATIF yang bisa dilalui para pengguna sepeda. biasanya melewati gang2 kecil di kampung.
3. menyediakan parkir khusus sepeda, tang kita biasa sebut dengan triangel(segitiga) ditempat-tempat umum. contohnya ada di hampir setiap kantor baik pemerintah maupun swasta, di sepanjang jl malioboro, dsb.
4. membuat lajur khusus sepeda di jalan-jalan protokol, biasanya dipisah dengan garis pembatas berwarna kuning/putih. namun sayangnya karena keterbatasan lahan, oleh beberapa oknum parkir justru dimanfaatkan untuk mengeruk rejeki(digunakan untuk parkiran).

satu semangat yang saya kagumi, bila kita bersepeda kearah utara/selatan, akan banyak kita jumpai para senior-senior yang dengan semangatnya mereka menggenjot tongkrongan merewa walau bebannya sangat menggunung.
sekedar Field Report, kalau kita mangamati, saat kita pergi ke arah parangtritis, setelah melewati ringroad, apalagi pundong, mulai akan kita jumpai banyak para senoir kita ini. saat itu, hal ini yang menjadikan semangat saya kembali naik untuk melanjutkan mancal sampai pantai.
kakalau kita naik, biasanya setelah daerah pakem. walau jalannya naik dan turun, para senior ini tetap santai memacu sepeda mereka. ini yang juga menaikkan semangat para pesepada untuk melanjutkan perjalanan.
bersepeda memang asik
akan lebih asik lagi bila ramai-ramai.....
go weeeeesss....
kriing kriiiiing.....

Ragil mengatakan...

Sewa / rental mainan anak dan perlengkapan bayi Yogyakarta. Kami Juga melayani pengadaan aqiqoh. Penjualan perlengkapan bayi. Kami membuka kerja sama agen untuk seluruh Indonesia

sayang ya sekarang sudah sedikit orang yang memilih sepeda sbg kendaraan pribadi.

Unknown mengatakan...

nice info gan
mampir yuk ke http://momsandlovelykids.blogspot.com/
thx u ^_^

Gratis!!

Daftarkan email Anda dan dapatkan artikel menarik setiap harinya.

Recent Articles

© 2014 Blog Anak Desa. WP themonic converted by Bloggertheme9. Powered by Blogger.
TOP