13 Mei 2014

Sekelumit Kiat Menembus Dunia Kerja

By Yogi Rahmantyo  |  5/13/2014 02:44:00 PM No comments

Akhir-akhir ini saya sering menerima pesan di ponsel maupun sosmed yang kebanyakan adalah rekan kuliah, baik itu satu angkatan maupun adik angkatan. Masih berhubungan dengan artikel beberapa waktu yang lalu dengan judul Sarjana Pendidikan Banting setir ke Dunia Pertambangan, pada umumnya mereka bertanya bagaimana kiat untuk menembus dunia kepersonaliaan atau manajemen SDM yang kerap dikenal sebagai HRD. Jujur, bingung sebenarnya mau menjawab bagaimana. Karena pada dasarnya mungkin ini bisa dikatakan sebagai kolaborasi antara anugerahNya dan sedikit sentuhan “Luck”.  Bahkan hingga sampai saat inipun saya sendiri masih heran bagaimana ceritanya saya bisa lolos, ketika mengingat bahwa para pesaing saya waktu itu adalah sarjana-sarjana Psikologi dari beberapa Universitas ternama. Aaah,udah jiper duluan bro.. Semakin heran ketika pengumuman akhir hanya meloloskan 2 orang untuk posisi HR Group Leader, saya sendiri dan salah satu kawan dari kampus “tetangga sebelah” yaitu Universitas Gedung Manten. Itu lho, yang auditoriumnya sering dipake mantenan (nikahan). Hahaa..itu plesetan buat Universitas Gadjah Mada. Yap, kawan saya itu lulusan Manajemen Kehutanan UGM. Lebih unik lagi bukan? Sedangkan saya sendiri Sarjana Pendidikan dengan disiplin ilmu Bimbingan dan Konseling cetakan UNY.

Diantara kegembiraan dan syukur yang memuncak, hati ini masih bertanya-tanya “Faktor apakah yang membuat kami bisa lolos?”. Ternyata eh ternyata, setelah dijelaskan oleh Mas Ihsan Cabul selaku Recruitment Officer bahwasanya parameter tes psikologi yang dia gunakan itu bertujuan melihat potensi seseorang untuk ditempatkan di suatu posisi tertentu. Potensi tersebut dilihat dari berbagai macam sudut pandang, mulai dari ketahanan terhadap pressure, kemampuan menerima dan melakukan hal yang baru, kemampuan analisis, dsb sehingga ditemukan kesimpulan layak atau tidak layak untuk diterima. Ya, hanya berbekal tools tes psikologi tersebut, seorang Recruiter bisa menganalisa dan memetakan calon karyawan yang akan diterimanya beserta kiat-kiat untuk mengembangkannya, karena tiap individu memang dilahirkan unik dan be rbeda antara satu dengan yang lainnya. 

So? Apa yang harus dilakukan saat mengikuti psikotes dan atau semacamnya? Haruskah melahap habis buku-buku latihan psikotes yang sekarang banyak dijual bebas di pasaran? Hmm..tidak juga, sebenarnya simple saja, cukup jadi diri sendiri dan let it flow.. Karena yang sebenarnya dibutuhkan oleh recruiter adalah orisinalitas kepribadian yang diinterpretasikan dalam psikotest. Bayangkan saja bagaimana ketika 100 orang peserta tes membaca buku psikotest dan kesemuanya menjawab dengan sama persis. Tapi bukan berarti tidak boleh latihan ya.. yang saya maksud adalah jangan sampai menjawab semua soal dengan jawaban yang sama persis dengan kunci jawaban psikotes, terutama untuk tes yang sifatnya menggambarkan kepribadian diri anda.

Oke, lalu apa yang harus dilakukan untuk mengejar posisi pekerjaan yang diimpikan? 

Yang jelas dan yang pasti, langkah pertama kita memang harus aktif mencari informasi dan apply sana-sini sehingga ketika satu gagal masih ada seribu yang lainnya. FYI, ada lebih dari 30 kali saya apply, yang lolos administration screening hingga psikotes ada sekitar 20an, dan yang bisa sampai tembus level interview user atau direksi hanya di kisaran 5 perusahaan saja. Jadi intinya jangan hanya menggantungkan harapan pada 1 lowongan saja. Dalam proses apply juga jangan sembarangan, sesuaikan dengan kompetensi yang dimiliki dan juga persyaratan yang diajukan oleh Perusahaan. Ada pertanyaan dari salah seorang adik tingkat “bagaimana dengan perusahaan yang memberi syarat minimal pengalaman 1 tahun? Sedangkan saya fresh graduate.” Oke, saya juga pernah merisaukan hal tersebut saat masih mondar-mandir sebagai jobseeker. Setelah saya masuk dalam dunia kerja, akhirnya saya pahami bahwa fresh graduate masih dipertimbangkan untuk dapat melamar di posisi yang mensyaratkan one years experience. Karena pengalaman kerja satu tahun masih dianggap baru memahami jobdesc­-nya secara general saja. 

Dalam membuat surat lamaran kerja, jangan sampai menggunakan 1 master template untuk semua lamaran, sesuaikan dengan posisi dan profil perusahaan yang akan dituju. Kemudian untuk penyusunan CV buatlah semenarik mungkin karena CV adalah representasi profil diri kita. Jangan sampai membuat CV terlalu banyak hingga berlembar-lembar. Ingat, recruiter tidak hanya menyeleksi satu dua CV saja tetapi banyak. Sehingga ketika informasi yang kita sampaikan singkat, padat, jelas dan menarik akan membuat recruiter mudah memahami diri kita. Sebenarnya untuk CV tidak ada aturan atau format baku, yang jelas tuliskan semua informasi yang kemungkinan dibutuhkan oleh perusahaan yang menyeleksi anda. Jangan masukkan hal-hal yang dirasa “kurang penting” atau tidak relevan. Misalnya saja dalam kolom prestasi anda menyebutkan bahwa anda pernah menjadi siswa teladan tingkat SMA se kabupaten. Hal ini mungkin membanggakan bagi anda, tapi ada baiknya jika dicantumkan saja prestasi yang anda raih dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama dengan pembuatan CV anda, misalnya prestasi sebagai mahasiswa berprestasi saat kuliah. Meskipun anda memiliki segudang prestasi semasa kuliah, cantumkan saja prestasi yang anda kira layak dan bisa menaikkan “harga jual” anda di mata perusahaan.

Selanjutnya persiapkan diri untuk mengikuti rangkaian tes dengan cara mencari informasi profil perusahaan, bergerak di bidang apa, dan juga gambaran umum pekerjaan dari posisi yang kita lamar tersebut. Sungguh sangat tidak lucu ketika kita melamar sebuah posisi yang kita sendiri tidak mengetahui garis besar pekerjaannya. Selain itu latihan teratur untuk mempertajam kemampuan berkomunikasi juga sangat diperlukan, seperti body language, pemilihan kosakata, serta intonasi dalam penyampaian pesan. Karena dengan membangun komunikasi yang baik dan meyakinkan akan mudah membuat kita diperhitungkan untuk diterima, komunikasi yang baik dan mengena akan sangat membantu kita dalam menciptakan personal branding kita di mata orang lain, terutama interviewer. Tapi disini bukan berarti menggombal atau mengobral kata-kata surgawi yang menyejukkan, melainkan harus benar-benar real.

Sedangkan untuk kawan-kawan jurusan Bimbingan dan Konseling, perlu pula anda sampaikan bahwa anda memiliki kemampuan dalam hal konseling, pengembangan karyawan, coaching, dan hal-hal lain yang memang menjadi kelebihan konselor. Yakinkan dengan memberi alasan mengapa seorang konselor pantas diperhitungkan untuk diberi pekerjaan yang bertugas menangani permasalahan karyawan. Memang kita bukan ahli psikologi yang mengerti dan menguasai seluk beluk alat tes psikologi, ataupun juga bukan praktisi hukum yang hapal di luar kepala tentang peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan, tapi kita bisa membantu perusahaan dalam hal coaching, counseling dan people development yang ditujukan bagi karyawan. Kita digembleng 4 tahun untuk mempelajari hal tersebut bukan? Ada yang protes dengan statement ini, dia mengatakan “Tapi kan kita fokusnya untuk siswa dalam dunia pendidikan”. Kawan, ilmu bimbingan & konseling itu sangatlah luwes dan bisa diterapkan dalam setiap bidang. Bisa diterapkan di dunia pendidikan, dalam keluarga untuk pola pengasuhan anak, dalam bermasyarakat dan dalam kegiatan usaha. Bahkan ada kawan senior di IMABKIN (Ikatan Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Indonesia) dari Universitas Negeri Malang yang sukses menerapkan ilmu Bimbingan dan Konselingnya dalam kegiatan wirausahanya. Bahkan sekarang kawan tersebut sudah memiliki toko oleh-oleh di daerah Batu dan juga usaha travel. Nah loh.. jadi jangan minder dulu..

Yap, kurang lebih begitu kira-kiranya. Good Luck..

Author: Yogi Rahmantyo

Hello.. Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel kami. Semoga bermanfaat untuk Anda. Salam sukses!!

0 comments:

Gratis!!

Daftarkan email Anda dan dapatkan artikel menarik setiap harinya.

Recent Articles

© 2014 Blog Anak Desa. WP themonic converted by Bloggertheme9. Powered by Blogger.
TOP